Pemilik Motor kz200 Binter Merzy Modifikasi ini adalah Eddy Triyono pemilik motor ini tentu bukan pembalap. Apalagi rider yang balap di kejuaraan speedway. Itu lho balapan yang terkenal di Amerika. Namun tunggangan pria akrab disapa Boet ini, layak disebut motor alumni balap speedway.
Dibilang lulusan speedway sangat wajar, karena motor ini dipakai harian. Hanya tampilan sasis bergaya balap yang mengandalkan teknik ngepot tanpa ngerem itu. “Rangka dibuat ulang dengan pipa seamless dan bentuknya persis seperti motor balap speedway,” ujar Ardito Anggarini yang tidak lain builder motor ini.
Sasis customized tentu dirancang dengan perhitungan matang. Karena disesuaikan dapur pacu Binter Merzy. “Mesin Binter tidak terlalu besar, jadi bentuk rangka custom harus pas. Supaya tidak ada ruang kosong,” imbuh pria akrab disapa Dito dan punya workshop di Jl. Cipinang Pulo Maja No.1, Jakarta Timur.
Cukup dicermati pada bagian rangka, karena memakai pipa berukuran 3/4 inci dengan sistem double cover. Artinya 2 buah pipa saling menempel menjadi satu, pipa itu berpisah pada bagian tengah ke belakang, dan kembali berhimpitan menjadi satu pada bagian depan.
Dibilang lulusan speedway sangat wajar, karena motor ini dipakai harian. Hanya tampilan sasis bergaya balap yang mengandalkan teknik ngepot tanpa ngerem itu. “Rangka dibuat ulang dengan pipa seamless dan bentuknya persis seperti motor balap speedway,” ujar Ardito Anggarini yang tidak lain builder motor ini.
Sasis customized tentu dirancang dengan perhitungan matang. Karena disesuaikan dapur pacu Binter Merzy. “Mesin Binter tidak terlalu besar, jadi bentuk rangka custom harus pas. Supaya tidak ada ruang kosong,” imbuh pria akrab disapa Dito dan punya workshop di Jl. Cipinang Pulo Maja No.1, Jakarta Timur.
Cukup dicermati pada bagian rangka, karena memakai pipa berukuran 3/4 inci dengan sistem double cover. Artinya 2 buah pipa saling menempel menjadi satu, pipa itu berpisah pada bagian tengah ke belakang, dan kembali berhimpitan menjadi satu pada bagian depan.
Sistem 2 pipa ini pastinya punya daya tahan lebih kuat, dan tampilan lebih keren. Dengan begitu bentuk tangki tidak lagi memikirkan bentuk dan model. Frame custom ini yang membuat bentuk tangki terbentuk dengan sendirinya. “Hanya menyesuaikan dimensinya saja,” tambah Dito yang 34 tahun dan ramah ini.
Kreativitas seakan tidak bisa berhenti, dan lagi ditonjolkan pada bagian suspensi di depan. Aplikasi sok berdiameter besar milik Suzuki GT 380 sangat pas. Apalagi ada penambahan per peredam sok belakang tepat di bagian atas sokbreker, tampilan tidak lagi hampa pada bagian ini.
Untuk kenyamanan harian dipilih roda ukuran medium, tidak seperti umumnya speedway dengan lingkar roda 21 inci. Begitu juga tipe kembang ban dipilih untuk melesat di aspal, bukan menggaruk tanah.
Pilihan kelir hitam ditenggarai memiliki kaitan kuat dengan kebiasaan Eddy, yang memang bekerja di label rekaman musik aliran metal. Wah, jadi memang bukan pembalap ya.
Kreativitas seakan tidak bisa berhenti, dan lagi ditonjolkan pada bagian suspensi di depan. Aplikasi sok berdiameter besar milik Suzuki GT 380 sangat pas. Apalagi ada penambahan per peredam sok belakang tepat di bagian atas sokbreker, tampilan tidak lagi hampa pada bagian ini.
Untuk kenyamanan harian dipilih roda ukuran medium, tidak seperti umumnya speedway dengan lingkar roda 21 inci. Begitu juga tipe kembang ban dipilih untuk melesat di aspal, bukan menggaruk tanah.
Pilihan kelir hitam ditenggarai memiliki kaitan kuat dengan kebiasaan Eddy, yang memang bekerja di label rekaman musik aliran metal. Wah, jadi memang bukan pembalap ya.
Detail Part Bekas
Eddy alias Boet memang kreatif, banyak akal di soal penambahan sisi detail motor. Seperti pada bagian footstep yang dibuat dengan memanfaatkan kumpulan pelatuk bekas dari mesin Binter.
“Fungsi pijakan kaki itu tidak ada. Hanya memang kebutuhan untuk style semata. Detail dengan bentuk yang aneh akan jadi lebih menarik,” kata pria jangkung dan gondrong ini.
Tidak cuma di footstep, setang piston bekas juga ikut disulap dan dijadikan standar untuk menahan motor.
Lanjuty ke belakang, pegangan cakram juga dibuat dengan kreasi sendiri dari bahan pelat. Detail ini juga dibentuk dengan sangat rapi, karena juga sudah melewati proses chrome.Walau kelir sudah dominan hitam, namun detail sudah dipadu dengan sentuhan krom. Sehingga kelihatan jadi lebih resik.
Eddy alias Boet memang kreatif, banyak akal di soal penambahan sisi detail motor. Seperti pada bagian footstep yang dibuat dengan memanfaatkan kumpulan pelatuk bekas dari mesin Binter.
“Fungsi pijakan kaki itu tidak ada. Hanya memang kebutuhan untuk style semata. Detail dengan bentuk yang aneh akan jadi lebih menarik,” kata pria jangkung dan gondrong ini.
Tidak cuma di footstep, setang piston bekas juga ikut disulap dan dijadikan standar untuk menahan motor.
Lanjuty ke belakang, pegangan cakram juga dibuat dengan kreasi sendiri dari bahan pelat. Detail ini juga dibentuk dengan sangat rapi, karena juga sudah melewati proses chrome.Walau kelir sudah dominan hitam, namun detail sudah dipadu dengan sentuhan krom. Sehingga kelihatan jadi lebih resik.
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Dunlop 130/80-16
Ban belakang : Dunlop 140/80-16
Teromol depan : Ninja
Lampu depan : Variasi mobil
Mudah-mudah dengan Postingan kali ini bisa menambah Literatur untuk modifikasi Binter Merzy kita bertambah
Sumber : http://bit.ly/SBMHOL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar